SMS Center Pemko Medan : 0819 600 1234

Kamis, 22 Desember 2011

Standar Pendidikan di Medan Buruk

MEDAN - Permasalahan dunia pendidikan di Indonesia khususnya di Kota Medan, selama 2011 mengalami masa-masa yang buruk. Kasus siswa sisipan dan kelas siluman, beberapa contoh dari permasalahan pendidikan di Medan, yang terjadi di di beberapa SMA Negeri Medan menandai buruknya sistem dan kinerja institusi dan pelaku pendidikan.

Belum lagi dana-dana bantuan operasional yang sering kali menjadi ‘lumbung duit’ bagi para oknum pendidik semakin memperparah keadaan pendidikan kita.

Analis pendidikan, Mutsuhito Solin, mengatakan sistem dan standarisasi pendidikan yang kita miliki saat ini sudah ada, namun dalam implementasinya sistem dan standarisasi yang berlaku tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya dan tentunya hal ini lah membuat pendidikan kita semakin terpuruk. ”Kita sebenarnya sudah punya sistem dan standar pendidikan yang harus dijalankan. Namun nampaknya sistem dan standarisasi pendidikan tersebut tidak berjalan dengan baik,” katanya hari ini.

Dirinya juga mengakui bahwa buruknya sistem yang diterapkan disebabkan oleh manejemen yang ada disekolah-sekolah masih menggunakan manejemen Dinas. Idealnya kalau kita mengaharapkan perbaikan pada pelaksanaan sistem seharusnya manejemen harus dipegang sepenuhnya oleh pihak sekolah yang bekerjasama dengan stakeholder yang berfungsi untuk mengawasi kinerja sekolah tersebut.

Mutsuhito yang juga menjabat sebagai ketua Dewan Pendidikan (DP) kota Medan juga berkomentar mengenai Sekolah Berstandart Internasional (SBI) yang ada di kota Medan yang sarana dan prasaranya masih belum layak memenuhi kriteria untuk di jadikan SBI.

Namun keadaan ini hendaknya menjadi bahan evaluasi bagi institusi pendidikan di kota Medan. Sebab perlu diketahui, bahwa sejak 2 tahun belakangan ini di kota Medan sudah tidak ada lagi Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Dan sekarang yang ada hanya SBI dan SSN (Sekolah Standart Nasional). Dan SBI merupakan kewenangan langsung dari direktorat Kemendiknas. ”Saai ini di kota medan baru 2 sekolah yang sudah menjadi SBI yaitu SMAN 1 dan SMPN1,” tegasnya.

Kemudian dirinya juga menambahkan, kalau pun banyak saat ini sekolah-sekolah yang mengaku berstadar  internasional seperti ‘PrimeOne School’ itu tidak masuk dalam kewenangan direktorat. ”Sekarang memang banyak sekolah-sekolah yang mengaku bersatandart internasional seperti prime one school, itu SBI palsu,” tandasnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Medan, Bahrumsyah. "Standarisasi pendidikan secara tertulis memang sudah bagus, hanya saja implementasinya tidak sebagaimana keinginan kita. Jadi harus ada peningkatan kinerja semua pihak di bidang pendidikan, agar memenuhi semua standar yang ada," terangnya.

sumber : waspada.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar