SMS Center Pemko Medan : 0819 600 1234

Kamis, 04 Agustus 2011

Dispora Sumut Ngawur Soal Stadion Teladan Lebih Layak Dibanding Stadion Agus Salim di Padang

MEDAN - Stadion Teladan di Medan, Sumatera Utara, belakangan ini menjadi sorotan masyarakat, khususnya menjelang musim pada yang direncanakan mulai bergulir Oktober mendatang. Musim baru itu, meski belum ditetapkan oleh PSSI, menjadi alasan untuk memastikan kondisi stadion kebanggan Medan itu dipersiapkan.

Saat ini, kondisi lapangan Stadion Teladan dinilai sudah tidak layak lagi untuk digunakan untuk tingkat profesional. Beberapa alasan termasuk kondisi lapangan yang sudah bergelombang sehingga membahayakan pemain yang merumput. Ketika hujan meski hanya selama lima menit, lapangan langsung tergenang air sehingga lapangan dibanjiri air. Infrastruktur stadion juga dikeluhkan.


Namun, Kasubdis Bina Olahraga Dinas Pemuda Olahraga (Dispora) Sumut, Sakiruddin, membantah keras bahwa Teladan sudah tidak layak. "Saya tidaklah sepakat dikatakan Teladan tidak layak. Sebab, banyak stadion yang lebih parah dari Teladan. Contohnya, Stadion Agus Salim di Padang. Lalu mengapa bisa lolos verfikasi. Kalau lah jujur, Teladan ini lolos kok verifikasi, mengapa ada stadion atau lapangan lain yang jauh lebih buruk dari Teladan bisa lolos," katanya mengomentari kondisi stadion PSMS Medan itu.

Menanggapi itu, Regional Vice President Liga Primer Indonesia (LPI), Avian Tumengkol, menilai bahwa pihak Dispora Sumut ngawur dengan pernyataan bahwa Teladan tidak layak. Menurut Avian, kondisi Teladan justru memalukan karena kelayakannya tidak memenuhi standar kompetisi nasional. Apalagi jika dibandingkan dengan Stadion Agus Salim di Padang, jelas Teladan lebih parah.

"Kalau mereka (Dispora Sumut) bilang Teladan lebih layak dari Agus Salim, saya bisa yakini bahwa yang mengucapkan itu ngawur, asal-asalan dan belum melihat kondisi Agus Salim yang sekarang. Sangat jelas bahwa stadion Agus Salim itu lebih layak dan lebih bagus dari Teladan. Silahkan dilihat saja dan bandingkan sendiri," kata Avian, hari ini.

Avian mengingatkan, hampir semua pelatih dari LPI yang main di Teladan mengeluh, bahkan mengecam karena kondisinya memang parah. "Pelatih Bintang Medan mengeluh, pelatih lain khususnya yang asing, mereka mengeluh semua. Bahkan pelatih Bali Devata dan Persebaya juga mengeluh," jelasnya.

Pelatih Bali Devata, Willy Scheepers, ketika hendak kick-off di Teladan melawan tuan rumah Bintang Medan, terpaksa terpancing emosinya karena pertandingan ditunda karena setelah hujan selama lima menit, lapangan langsung banjir. Meski lapangan sudah diupayakan dikeringkan oleh Panpel saat itu, Willy masih mengeluh dan tidak puas dengan kondisi lapangannya. "Ini stadion apa-apaan begini? Tidak ada garis, mana mungkin bisa main begini. Ini lebih amatir dari amatir itu sendiri," keluh Scheepers dengan tegas, setelah memeriksa kembali kondisi lapangan yang mengecewakannya.

Direktur Teknik Pro Titan, Dirk Buytellar, dan gelandang Bintang Medan, Ruslan Samuel, bahkan pernah merasakan terjerambab di tepi lapangan stadion. Kaki keduanya masuk ke dalam saluran drainase ke tepi lapangan. Untung saja keduanya tidak cedera parah.
  
Namun demikian, Sakiruddin menlanjutkan, kalau soal luas, stadion Teladan layak. Persoalan utama hanyalah, stadion ini tidak bersih, Teladan ini jorok. Pemerintah Kota Medan tidak peduli dengan tidak menganggarkan biaya perawatan berkelanjutan. "Kita ini kan kalau membangun sesuatu, kayak besoknya mati. Jadi setelah dibangun, kemudian tidak dipikirkan bagaimana memeliharanya. Itulah yang terjadi dengan Stadion Teladan, sedangkan stadion lain sangat bersih."

Editor: IMANIURI SILABAN
(dat05/wol)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar