Kota Medan zaman dahulu lebih populer dengan sebutan Tanah Deli, yaitu sebuah kawasan yang tidak lebih dari hamparan berawa seluas ±4000 Ha.
Beberapa sungai melintasi kawasan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka, sebuah selat yang sejak zaman dahulu memang sudah terkenal sebagai jalur pelayaran terpenting di dunia.
Seiring dengan perkembangannya kawasan ini kemudian diramaikan oleh permukiman penduduk yang kemudian disebut sebagai “Medan Putri”. Perkembangan Kampung “Medan Putri” tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura, tidak jauh dari jalan Putri Hijau sekarang.Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung “Medan Putri” yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting. Lalu bagaimana dengan Kota Medan zaman kini?
Medan saat ini adalah sebuah kota dengan nilai lahan yang tinggi, kondisi ini kemudian mendorong suburnya pembangunan vertikal (highrise building), gedung pencakar langit menjulang tinggi dengan megahnya, baik itu gedung perkantoran, perbelanjaan (mal) hingga apartemen.Kemudian kota ini juga memiliki infrastruktur jalan yang dapat menampung kapasitas kendaraan dalam jumlah besar, berpenduduk ± 2,7 juta jiwa yang sebagian besar bergerak pada sektor perdagangan dan jasa.
Jelas sudah, ciri-ciri fisik Kota Medan zaman kini adalah sebuah indikasi bahwa Kota Medan sedang memasuki Tahap Metropolis. Kota Medan berkembang seiring dengan pesatnya pertumbuhan aktivitas perkotaan yang menjalar ke wilayah sekitarnya. Perkembangan aktivitas ini telah membentuk suatu kawasan metropolitan yang dikenal dengan Mebidangro (Kota Medan,Kota Binjai, Deliserdang dan Karo). Istilah Mebidangro lahir sejak tahun 1980-an.Hingga saat ini, kawasan metropolitan tersebut dalam waktu dekat akan memiliki payung hukum berupa Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro.
Kebijakan ini akan berperan sebagai alat koordinasi pelaksanaan pembangunan di Kawasan Mebidangro sebagai kawasan metropolitan. Peraturan Presiden ini pada dasarnya merupakan peraturan turunan dari Peraturan Pemerintah Nomor 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), di dalamnya telah ditetapkan bahwa Kawasan Mebidangro ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang ditetapkan sebagai warisan dunia.
Di dalam Rancangan Peraturan Presiden tentang Kawasan Metropolitan Mebidangro yang akan segera disahkan dalam hitungan hari, kedua lokasi yang direncanakan sebagai pusat pelayanan kota dalam RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030, yaitu Pusat Kota Polonia (Central Bussiness District of Polonia) dan Pusat Bisnis Pelabuhan Belawan juga ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Primer Kawasan Metropolitan Mebidangro. Kota Medan dipersiapkan dengan terstruktur dan terencana untuk menjadi sebuah Kota Metropolitan Baru yang siap bersaing secara nasional maupun internasional.
Di tengah perjalanan Kota Medan sebagai kota metropolitan baru, turut juga membawa dampak pada masalahmasalah perkotaan yang umum dihadapi oleh kota-kota dengan perkembangan yang pesat. Ledakan jumlah penduduk, arus commuter warga dan desakan kebutuhan ruang untuk kegiatan budidaya yang seringkali bersinggungan dengan tanggung jawab Pemerintah Kota Medan untuk melaksanakan komitmennya dalam menyediakan ruang terbuka hijau sebesar 30%.
Kondisi ini menyebabkan Kota Medan harus diletakkan ke dalam kerangka rencana perkembangan kota yang tepat selama beberapa tahun mendatang. Siapa pun wali kota yang menjabat dan memimpin kota ini akan mengalami masalahmasalah yang timbul dari perkembangan kota yang luar biasa, baik dari segi keamanan, sosial-politik, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Tidak ada yang mewajibkan sosok sang pemimpin tersebut dapat mengatasi semua permasalahan yang ada semudah membalikkan telapak tangan, namun setidaknya beliau mampu memberdayakan seluruh sumber daya yang ada untuk dapat memenuhi kondisi yang dicita-citakan.
Pasangan Wali Kota Rahudman Harahap dan Wakil Wali Kota Dzulmi Eldin yang kini memerintah Kota Medan bukanlah orang baru dibidang pemerintahan Kota Medan.Keduanya merupakan tokoh yang sudah malang melintang di dunia birokrasi. Sosok mereka mampu menghasilkan strategi kepemimpinan yang ampuh dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Dengan demikian slogan pembangunan kota “Mari kita jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini” bukan sekedar harapan muluk yang ditawarkan kepada masyarakat Kota Medan. Secara umum,pasangan ini sudah meletakkan fondasi yang kuat bagi pemerintahan Kota Medan periode sekarang, antara lain;
Pembangunan Infrastruktur.
Banyak kalangan yang menyatakan bahwa Kota Medan terkenal dengan kondisi jalannya yang berlubang.
Dahulu banyak yang memandang sinis dengan kondisi ini. Memang kenyataan, jalanan rusak bukan saja ditemui pada jalan-jalan lingkungan melainkan juga jalan protokoler dengan fungsi primer. Pemerintah Kota Medan di masa sekarang sadar akan kondisi ini.Pembangunan infrastruktur adalah fondasi kebijakan yang tepat,yaitu dengan memperbaiki sebagian besar jalan yang rusak melalui metode unik “mandor jalan”, hasilnya secara signifikan sudah dapat dirasakan oleh sebagian besar masyarakat. Bahwa sampai saat ini masih terdapat beberapa ruas jalan dalam kondisi kurang baik, merupakan tantangan bagi Pemerintah Kota Medan dalam menyiapkan perencanaan infrastruktur yang lebih komprehensif.
Kebersihan, Ketertiban dan Keindahan.
Terakhir kali, beberapa rombongan kepala daerah melakukan kunjungan dinas ke Kota Medan dan kemudian menyampaikan langsung kepada Bapak Wali Kota: “Kota Medan bersih dan asri”. Bapak Wali Kota benar-benar menaruh perhatian besar untuk aspek yang satu ini, terbukti bahwa bukan hanya sekedar lips service belaka, bahkan beliau sendiri turun ke lapangan, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menyadari pentingnya hidup bersih,sehat dan teratur.
Fasilitasi keterlibatan masyarakat.
Program dan proyek pembangunan di Kota Medan tidak akan membawa dampak yang signifikan dan permanen jika tidak melibatkan peran serta masyarakat.Disini peran serta dan kepedulian Bapak Wali Kota pada berbagai komunitas seni dan budaya sebagai bukti bahwa beliau mendukung dan memfasilitasi segala bentuk kegiatan yang berkontribusi positif pada pembangunan kota. Tidak sampai di situ saja, beliau dalam program kerjanya juga memprioritaskan pada kebutuhan- kebutuhan utama yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Peningkatan Kualitas dan Sarana Pendidikan.
Sejak secara resmi, Bapak Wali Kota meresmikan jargon Pendidikan Kota Medan yaitu Prima yang merupakan singkatan dari Prestasi, Integritas dan Mandiri.Pemerintah Kota Medan memperlihatkan komitmennya dengan terus melakukan peningkatan pada kualitas dan sarana pendidikan antara lain pada program pendirian perpustakaan umum, pendidikan luar sekolah dan program online system. Diharapkan program ini akan berkelanjutan sebagai upaya menciptakan pemimpin-pemimpin penerus di Kora Medan.
Pembangunan Berkelanjutan.
Pembangunan mal dan sarana perkantoran yang demikian pesat harus diimbangi dengan sarana-sarana sosial dan dukungan infrastruktur yang memadai. Rencana pembangunan fly over Jamin Ginting dan Pinang Baris, underpass Brigjen Katamso dalam waktu dekat juga diimbangi dengan penataan Taman Cadika Pramuka sebagai sarana sosial tempat warga berkumpul sekaligus sebagai kawasan lindung bagi Kota Medan. Keseimbangan pembangunan dan lingkungan merupakan strategi jitu dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan.
Bukan merupakan hal mudah untuk memimpin kota dengan kompleksitas permasalahan yang cukup tinggi, namun di sinilah letak tantangannya. Sosok kepala daerah yang mampu melibatkan seluruh stakeholder pembangunan dan berpengalaman dalam dunia birokrasi, diyakini mampu membawa “Kota Medan menjadi kota metropolitan yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera”, sekaligus sebagai kota yang bermartabat dan bersahabat bagi semua. Wali Kota Medan Rahudman Harahap juga berkomitmen di HUT Kota Medan ke 421 ini untuk menata lebih baik lagi kota ini.
“Kami akan terus memberikan pelayanan maksimal sebagai bentuk tanggung jawab atau sikap moral kepada masyarakat,” tegasnya. Medan Lebih baik dari saat ini tidak hanya diakui beberapa kepala daerah yang berkunjung. Wali kota sebelumnya juga memuji pembangunan yang dilakukan. Program yang dibuat terarah dan fokus.
“Medan sudah menuju ke arah yang lebih baik lagi dari sepuluh tahun yang lalu,” ucap Wali Kota Medan periode 1990-2000 Bachtiar Djafar dalam wawancara singkat, kemarin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar